Monday, January 28, 2013

Video Fatin X-Factor Masuk Situs Resmi Bruno Mars

Laporan Wartawan Tribunnews Yogi Gustaman


Siapa yang menyangka, Fatin Shidqia Lubis (16), siswi SMA berjilbab yang masih mengenakan bawahan abu-abu, tampil di acara X Factor Indonesia dengan melantunkan lagi Bruno Mars, Grenade, langsung membuat penonton bergidik.
Ahmad Dhani, Rossa, Baby Romeo dan Wulan Jamela, juri X Factor, mulanya menilai Fatin yang muncul dari balik tirai hanya menganggap biasa. Reaksi keduanya berubah setelah mendengar seluruh kemampuan Fatin.
Sampai-sampai Dhani meminta Fatin untuk ikut gemblengan vokal bersamanya di tahap berikut. Rossa di sisi Dhani tak mau kalah, dan meminta Fatin untuk lebih digembleng lagi. Dengan raut muka polos, Fatin memilih Rossa.
Suara merdu Fathin, sudah diunggah ke YouTube dan ratusan ribu klik memuji habis. Bahkan, salah satu komentator Lord Cemen berujar, "Sudah lebih dari 20 kali gue dengar enggak bosan-nosam sampai lupa versi aslinya."
Tak sampai di situ, video Fatin yang tampil di X Factor Indonesia pekan lalu, ternyata juga masuk situs resmi Bruno Mars. Judul di atas videonya tertulis, "Fatin Shidqia Lubis - Grenade: X Factor Indonesia Auditions."  
Meski sedikit yang memberikan komentar, video Fatin sudah nangkring di situs resmi Bruno Mars luar biasa. "I'm starting like this girl, Fatin makes me wanna know all about Bruno Mars. Thx Fatin, you have a great voice, I love u .... ," ujar komentar dari Jotz, pada 23 Januari 2013.

Yeah, Go Fatin!

Naskah Drama 4 Orang

Tema : Persahabatan
Tokoh : Cherry, Choco, Cindy, Candy

Friendship

Kisah ini terjadi di sebuah sekolah yang sangat terkenal bernama Genie High School. Disana ada sebuah persahabatan yang bernama Flames, beranggotakan 3 anak populer yang bernama Choco, Cherry, dan Candy.
Suatu ketika seorang anak bernama Cindy yang dari dulu ingin gabung ke dalam anggota Flames akhirnya memberanikan diri untuk bertanya agar bisa masuk anggota Flames.
Cindy   : “Hai Flames !”
Tapi mereka asyik sendiri sampai tidak menghiraukan Cindy.
Cindy   : “Hei!! Pada ngomongin apa’an sih?”
Choco  : “Eh, siapa sih ni anak? Kepo banget deh!”
Candy  : “Iya nih, sok kenal banget!”
Cherry : “Udah deh, dia kan cuma nanya.”
Cindy   : “Kalau ga mau jawab juga gapapa kok. Aku cuma ingin nanya boleh ga sih aku gabung ke Flames?”
Flames : “WHAATTTT??!!!!!”
Choco  : “Gue ga salah denger nih?”
Candy  : “Ngaca dong! Lo ga punya cermin ya di rumah? Ih kasian banget deh!”
Cherry : “Sorry ya, kita ga ngadain open audition.”
Akhirnya Cindy pergi meninggalkan Flames dengan hati yang amat sangat terluka. Dia pergi menyendiri dengan keinginan balas dendam.
Cindy   : “Liat aja nanti. Gue pasti bakal ngehancurin Flames!”
Keesokan harinya, Cindy datang pagi sekali, di dalam kelas dia hanya bertemu Cherry. Dan kemudian dia mulai menjalankan rencana jahatnya.
Cindy   : “Hai Cherry. Sorry ya kemarin aku ga bermasud bikin kalian marah.”
Cherry : “Iya gapapa kok. Kemarin kita juga yang kelewatan.”
Cindy   : “Cherry, kamu kemarin pulang sendiri?”
Cherry : “Iya, emang kenapa?”
Cindy   : “Kemarin aku lihat cowokmu pulang bareng Candy.”
Cherry : “APA???!! Lo ga salah lihat Cindy?”
Cindy   : “Aku pertamanya sih juga ga percaya. Tapi aku lihat-lihat emang bener.”
Cherry langsung meninggalkan kelas dengan kesal.
Cindy   : “Game on!”
Cindy tersenyum licik dan mengikuti Cherry dari belakang. Lalu Cherry bertemu dengan Candy.
Candy  : “Hei  Cherry!”
Cherry : “Maksud lo tu apa? Lo mau nusuk gue dari belakang? Dasar pengkhianat!!”

Pidato dengan Tema Lingkungan

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang terhormat kepala sekolah, bapak dan ibu guru yagn saya hormati, serta teman-teman yang saya sayangi.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah swt. yang telah member kita kesempatan untuk bertatap muka pada hari yang bahagia ini. Shalawat serta salam hendaklah kita panjatkan kepada nabi besar Muhammad saw. Yang telah menuntun kita pada jalan yang benar.

Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit pidato tentang kecintaan terhadap lingkungan sekitar dengan tema “adiwiyata”.

Dalam rangka menuju sekolah adiwiyata mandiri, hendaknya kita tanamkan tidak hanya kepada sekolah kita, tetapi juga pada diri kita masing-masing kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kerindangan lingkungan yang kita tinggali. Faktor yang paling umum yang menyebabkan kerusakan lingkungan, pencemaran, hingga menyebabkan bencana alam, tidak lain adalah sampah.

Banyak dari kita yang menyepelekan hal ini. Padahal sudah banyak kejadian-kejadian akibat ulah manusia itu sendiri. Membuang sampah pada tempatnya, meskipun sepele tapi jika tidak dilakukan dapat menimbulkan akibat yang besar.

Contoh Cerpen


Uang Jajan

Aku memang bukan berasal dari keluarga yang kaya. Keluarga kami berkecukupan dan hidup sederhana.Tapi aku merasa senang dengan apa yang aku miliki.
Suatu hari sekolahku akan mengadakan pembelajaran ke luar kota. Kegiatan itu merupakan tradisi di sekolahku yang sudah lama aku nantikan. Biasanya yang ikut berpartisipasi adalah anak-anak orang kaya karena biayanya yang cukup mahal.
Aku meminta ijin kepada orang tuaku agar diperbolehkan ikut.
“Ibu, Ayah. Apa boleh aku ikut kegiatan sekolah ke luar kota? Aku sudah lama ingin ikut semenjak aku masuk ke sekolah ini.” Kataku berharap.
“Boleh saja. Asalkan kamu belajar yang rajin. Ini juga merupakan kesempatan yang bagus untuk menambah pengetahuan.” Kata Ayah.
“Benarkah? Terima kasih, Yah. Aku berjanji akan giat belajar.” Kataku senang.
Dan aku pun mendaftar dan mengikuti tesnya. Gelisah menyelimutiku dan teman dekatku yang juga mengikuti tesnya. Ada keraguan dalam diriku bahwa aku akan lolos. Tapi, jika aku benar-benar menginginkannya, aku harus berusaha.
Hasil tes pun keluar dan... aku lolos! Betapa senang hati ini. Tetapi temanku tidak lolos. Aku pun merasa kasihan dengannya. Aku benar-benar merasa tidak enak. Tapi dia bilang tak apa. Aku tahu dia berusaha tetap tegar.
Kegiatannya berlangsung lima bulan lagi. Tetapi kakekku tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama sebulan dan karenanya, ayahku harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk pengobatan kakek. Aku merasa tidak enak kepada ayah yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk kakek. Belum lagi untuk biaya kegiatan sekolahku.
Akhirnya, aku berkata kepada ayah, “Ayah, aku tak apa meskipun tidak jadi ikut kegiatan sekolah. Uangnya untuk berobat kakek saja.”